Selasa, 24 Maret 2015

Berpikir Positif itu Hebat

Berpikir Positif adalah sesuatu yang mudah diucapkan, akan tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan, terlebih sifat manusia sangatlah komplek, cara berpikir manusia juga sangat beragam. Disamping itu, daya pikir dan pola pikir setiap manusia sangatlah berbeda-beda tergantung bagaimana situasi kondisi yang sedang dialaminya. Akan tetapi, berpikir positif juga bukan sesuatu yang sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan oleh seseorang, bahkan mungkin bagi sebagian orang sangatlah mudah.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian bahkan menunjukan angka yang sangat dominan sekali bahwa berpikir positif atau yang biasa disebut membuat mainset positif dapat membuat tujuan tercapai atau keadaan sesuai yang dimainset kan adalah sampai pada angka 90%, sedangkan usaha/kemampuan seseorang hanya berkontribusi 10% saja. Tentunya persentase tersebut tidak mengecualikan kontribusi Tuhan sang maha pencipta, yang sudah mutlak mencapai 100%.
Disini saya ingin menceritakan tentang pengalaman seseorang teman yang menyaksikan sendiri kehebatan dari mainset itu, mungkin saja saya sebagai penulis yang mendengar salah satu cerita ini sangat berempati atas kejadian ini, akan tetapi sekaligus dapat memberikan kita banyak pelajaran. 
Terdapat seorang peneliti yang sedang melakukan penelitian, sebut saja peneliti itu SH, penelitian itu bertempat dikawasan laboratorium terpadu, yang tidak sembarangan orang masuk kedalam ruang tersebut, untuk masuk kedalam ruang utama laboratorium harus melewati 14 pintu dengan sistem pengamanan sidik jari selain itu dilengkapi juga sistem pengamanan CCTV dan Alarm peringatan hampir disetiap sudut, selain ruang utama lab terdapat juga ruang lab yang pekat dilengkapi dengan pendingin yang kapasitas dinginnya sama dengan di kutub antartika dan pendingin tersebut selalu dalam keadaan menyala (ON). Pada suatu ketika, terjadi setelah hari libur setelah sekumpulan peneliti selesai melakukan penelitian di ruang lab pendingin, tetapi seorang peniliti SH tetap berada di ruangan tersebut guna menyelesaikan pekerjaan dan dia tidak mau menundanya hingga dia memutuskan untuk menunda bertemu dengan keluarganya yang sudah menunggunya dirumah. setelah beberapa saat, seiring waktu dan pekerjaannya yang telah rampung dia memutuskan untuk pulang, akan tetapi, entah karena sebab apa, ruangan tersebut ketika dibuka tidak bisa dibuka, deteksi sidik jari tidak berfungsi, deteksi retina mata tidak juga berfungsi dan pintu darurat juga tidak bisa dibuka, segala upaya peneliti SH itupun sudah dilakukan tapi apa dayanya, dia tetap terkunci oleh sistem didalam ruangan yang terkenal dengan ruang terdingin ditempat tersebut. dalam poisisi yang demikian mungkin tidak ada satupun orang yang tidak panik dan tenang, sang peneliti itupun juga sama, berpikiran bahwa nyawanya tidak akan selamat, karena terkunci diruangan yang dia pikir sangatlah dingin, karena oksigen yang diterima tidak akan mampu bertahan lama dan kuat, sementara tidak ada yang bisa menolongnya meski dia sudah melakukan berbagai cara. semakin lama pikirannya semakin beku, sehingga keesokan harinya pintu lab berhasil dibuka dan peneliti itu ditemukan sudah meninggal dunia. Lalu apakah yang menyebabkan peneliti itu tidak selamat dan akhirnya meninggal dunia ? kebanyakan orang pasti akan mengira dia meninggal karena kedinginan dan kekurangan oksigen ? mungkin akan mengira seperti itu, akan tetapi setelah dilakukan uji forensik dan olah tempat kejadian perkara (TKP) ternyata penyebabnya bukan karena mengalami kedinginan atau kekurangan oksigen.
Dari Hasilnya diketahui tidak terdapat penyebab karena kedinginan dan kekurangan oksigen, selain itu yang cukup mengagetkan adalah ruangan lab pendingin tersebut ternyata pada saat hari kejadian, pendinginya tidak dalam keadaan menyala (OFF) karena sebelumnya adalah hari libur, sehingga ruangan tersebut tetap dalam keadaan OFF, disimpulkan bahwa ruangan tersebut juga berada dalam kondisi pekat udara yang normal sebagaimana ruangan lainnya. Lalu pertanyaanya, bagaimana seorang peneliti yang pintar itu tidak selamat dan tidak mengetahui tempat bekerjanya jawabannya adalah Cara Berpikir atau mainset, mengapa ? ketika mengalami pintu tertutup, mengalami kepanikan, Peneliti itu mengalami distorsi pemikiran, mainset positif tidak tumbuh dalam berpikirnya, yang ada dia berpikir negatif, sehingga semua hal positif berubah menjadi negatif yang akhirnya membuat pemikirannya (otak) mengalami pembekuan, sehingga berdampak kepada pusat syaraf dan seluruh syarafnya, tubuhnyapun tidak memiliki tenaga, sehingga terkapar lemas, dan akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya diruangan tersebut. (meskipun saat ini masih simpang siur penyebabnya) tetapi banyak motivator dan ahli psikologi mengatakan bahwa peneliti tersebut benar mengalami depresi karena kebuntuan pemikirannya. (dalam hal ini tidak mengecualikan takdirNYA)
Tentu saja, cerita ini membuat kita terheran - heran bagaimana bisa sebuah pemikiran atau cara berpikir positif atau mainset positif mampu membuat hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh kita semua. Cukup banyak Pelajaran yang bisa kita petik dari cerita ini, yang paling nyata adalah bagaimana kita dalam kondisi apapun dapat mengatur daya berpikir kita agar selalu positif, selalu berpikir positif terhadap semua kejadian yang dihadapi, karena dengan itu akal pikiran kita akan terbuka, karena dalam segala kegiatan apapun kita bisa mulai dari mainset, jika mainset kita baik/ positif, hasilnya juga akan lebih positif begitupun sebaliknya. Seperti halnya kita sakit kemudian kita berobat, kebanyakan orang bergantung pada berobat dan berkeyakinan setelah berobat dia akan sembuh, dan memang hasil dari keyakinan itu membuahkan hasil dia sembuh, dari sini titik poinnya adalah mainset / cara berpikir ingin sembuh dan yakin sembuh sementara obat hanya sebagai penunjang, begitupun sebaliknya, jika tidak punya semangat untuk sembuh mana mungkin bisa sehat kembali. Manfaat yang bisa kita petik lagi adalah bagaimana kita harus tetap semangat dan mencintai harapan dalam menghadapi setiap kondisi apapun, karena setiap kejadian akan selalu ada jalan keluarnya. Tentunya banyak hal lagi yang bisa kita petik, yang bisa kita cermati satu persatu. Selanjutnya, adalah bagaimana kita bisa menghargai waktu dengan sebaik-baiknya, kemudian bagaimana kita diajarkan harus tetap berjuang dalam kondisi sesulit apapun, karena sesungguhnya sekalipun masalah sebesar apapun atau keinginan besar apapun akan bisa dihadapi dan tercapai apabila dilakukan dengan penuh perjuangan, jangan sekali-kali mennyerah, jangan pernah sekali kali kehilangan harapan, karena kehilangan harapan berarti kehilangan landasan hidup.
Semangat Selalu, Berpikir Positif itu Hebat.
                                                                                                                                                 by Ara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar